HISTORICAL THE RISE OF MAJAPAHIT (4)


Seandainya saja Ike Mese memahami makna kearifan alam Jawa melalui tanda-tandanya barangkali Mongolia tak harus menanggung kekalahan memalukan yang belum pernah terjadi sebelumnya di belahan bumi manapun. Tetapi sayang jerit kedasih terakhir yang memberi peringatan adanya mara bahaya yang melengking di utara Kediri justru terjadi pada saat panglima perang itu telah lelap dalam tidurnya setelah mabuk kekenyangan arak Jawa. Padahal kecurigaan itu sudah mulai dirasakannya beberapa hari sebelumnya. Mengapa setiap kali terdengar suara burung itu selalu diikuti peristiwa besar dengan pertumpahan darah?

Kurangnya kewaskitaan Ike Mese berakibat fatal. Lebih dari tiga ribu prajuritnya tewas dan hilang dalam peristiwa penaklukkan Jawa yang berlangsung selama kurang lebih empat bulan itu. Ike Mese telah menghancurkan impian Kubilai Khan meluaskan jajahannya di belahan selatan. Armada perangnya kembali ke negerinya tanpa mengusung sebongkah kebanggaan kecuali hanya beberapa benda berharga rampasan perang sebagai bukti perjalanannya. Tetapi bukan bukti keberhasilan menaklukkan musuhnya.

Tak lama setelah kegagalannya menaklukkan Jawa, Dinasti Yuan yang dibesarkan Kubilai Khan runtuh. Sementara di bumi selatan, ‘tunas’ yang pernah ditinggalkannya mulai tumbuh dan berkembang dalam waktu singkat menjadi sebuah kerajaan besar yang kuat dan disegani di belahan selatan Benua Asia.

Majapahit!

Pada 12 November 1293 Raden Wijaya dinobatkan menjadi Raja Majapahit yang pertama dengan gelar Sri Kertarajasa Jayawardhana.
Dimana-mana Mongolia unggul, tetapi tidak untuk di Nusantara. H

Jakarta, April 28, 2009

Dirangkum dari berbagai literatur

Setyo Wardoyo
Share this article :

Klik Gambar dibawah ini untuk melihat artikel lainnya




 
Created by : Team SW
Copyright ©2016 SETYO WARDOYO
Blogsite Milik : Setyo Wardoyo